Kenapa Mantan Atlet Menjadi Gemuk?
Kenaikan berat badan yang tidak terkendali merupakan awal mula permasalahan kesehatan dan penyakit degeneratif.
Kenaikan berat badan merupakan salah satu prevalensi permasalahan yang kerap terjadi pada mantan atlet. Prevalensi kenaikan lebih tinggi terjadi pada mantan atlet cabang olahraga yang memiliki kriteria berat badan dalam pertandingan, seperti olahraga bela diri. Hal ini terjadi karena pertama setelah pensiun, mantan atlet tidak lagi dibatasi pada rentan berat badan pada kelas tertentu. Dengan begitu, pengaturan berat badan yang semula ketat menjadi lebih longgar. Penyebab kedua yaitu adanya gangguan makan selama menjadi atlet yang berlanjut hingga masa pensiun. Beberapa penelitian mengkaji gangguan makan yang terjadi pada pensiunan atlet, hasi penelitian menujukkan prevalensi gangguan makan pada atlet pensiun lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat umum.
Penyebab kenaikan berat badan yang ketiga yaitu karena seorang mantan atlet masih mengikuti pola makan ketika menjadi atlet. Artinya atlet masih mengkonsumsi makanan dengan porsi yang sama ketika menjadi seorang atlet. Padahal aktifitas fisik yang dilakukan lebih rendah, jika dibandingkan saat menjadi atlet. Akibatnya kenaikan berat badan akan terjadi kepada atlet yang tidak dapat menontrol energi yang masuk dan energi yang keluar dari tubuh. Sehingga, perlu adanya strategi baru pada masa pensiun dalam pemenuhan kebutuhan energi harian yang lebih rendah dibandingkan pada masa menjadi atlet untuk menghindari obesitas

Strategi pengaturan pola makan dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan agar atlet pensiun tidak mengalami obesitas. Karena apabila sampai masuk pada klasifikasi obesitas akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Overweight dan obesity menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung koroner, dan memperpendek rentang hidup. Hasil penelitian yang dilakukan oleh McHugh et al. menunjukan bahwa seperempat kematian atlet di Amerika dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular (CVD), terutama pada mantan atlet yang diklasifikasikan sebagai obesitas. Oleh karena itu, masalah kenaikan berat badan merupakan hal yang perlu diperhatikan pada masa pensiun, terutama bagi pensiunan atlet yang melakukan aktivitas fisik di bawah rata-rata anjutan aktivitas fisik.
Referensi :
Altowerqi, Z., Zainuddin, Z., Hashim, A., & Almarwaey, A. (2020). Are former athletes protected against obesity after retirement?. Indian Journal of Public Health Research & Development, 11, 1995-200. doi:http://dx.doi.org/10.37506/v11/i2/2020/ijphrd/195123
McFalls, T., Maggio, P., & DeBeliso, M. (2023). Assessing exercise habits of retires division I NCAA foorball players. Europen Journal of Physical Education and Sport Science, 9(4), 1-42. doi:http://dx.doi.org/10.46827/ejpe.v9i4.4611
McHugh, C., Hind, K., Davey, D., & Wilson, F. (2019). Cardiovascular health of retired field-based athletes: A systematic review and meta-analysis. Orthopaedic Journal of Sports Medicine, 7(8), 232596711986275. https://doi.org/10.1177/2325967119862750
Miles-Chan, J., & Isacco, L. (2020). Weight cycling practices in sport: A risk factor for later obesity? Wiley Online library, 22(S2), 1-8. doi:https://doi.org/10.1111/obr.13188